Rabu, 24 Maret 2021

Sedekah Subuh

 

SEDEKAH SUBUH

Salah satu amalan yang bisa menuntun seorang muslim masuk ke surga adalah sedekah. Banyak orang yang melaksanakan amalan ini, tapi tak sedikit pula yang mengabaikannya. Mereka menganggap bahwa harta sedikit yang mereka miliki akan habis bila disedekahkan. Padahal jelas-jelas itu anggapan yang salah!

Sedekah tidak membuat seseorang bertambah miskin. sedekah justru akan membuat seseorang itu menjadi kaya. Mungkin mereka mengira bahwa harta mereka akan habis, tapi Allah punya cara lain untuk membalasnya, malah kebanyakan mereka yang rajin bersedekah rezekinya bertambah puluhan kali lipat!

Jangan lupa bahwa di sebagian harta yang kita miliki ada hak untuk anak-anak yatim dan mereka yang benar-benar membutuhkan. Allah tidak akan lupa dengan hambanya yang bersedekah meski hanya sebesar biji zarrah.

Sedekah tidak harus dengan uang, bisa juga makanan dengan membagikan nasi kotak untuk mereka yang membutuhkan atau barang-barang bekas layak pakai yang kita miliki. Ingat ya, barang yang disedekahkan haruslah yang masih layak! hangan barang-barang rongsokan tak terpakai yang kita sumbangkan.

Sedekah ini ada banyak sekali jenisnya. Di antaranya adalah Sedekah Subuh

Sedekah Subuh


Sedekah subuh adalah di mana saat yang tepat untuk kita “bersedekah”, akan ada dua malaikat yang akan mendoakan kita. Dari sekian banyak waktu untuk bersedekah, waktu yang paling istimewa adalah di waktu subuh.

Dilansir dalam kaltim.idntimes, almarhum Syaikh Ali Jaber pernah membagikan resep dahsyatnya sedekah subuh dalam sebuah pengajian. Beliau berkata bahwa, sedekah subuh memiliki banyak sekali manfaat dan dapat mempercepat terkabulnya hajat kita.

Cara sedekah subuh adalah :

“Bagaimana cara melakukan sedekah subuh“? Kita perlu menyediakan satu kaleng atau celengan. Lalu setiap setelah “sholat subuh”, kita bersedekah dan memasukan uang ke kaleng tersebut. Tidak ada batasan nominal, namun dengan niatkan dalam hati.

Hadits tentang sedekah subuh, artinya sebagai berikut :

“Tidak ada satu subuh pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa, ‘Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfak’, sedangkan yang satunya lagi berdoa ‘Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan hartanya.” – HR. Bukhari & Muslim

Di dalam blog.kitabisa.com dijelaskan keutamaan-keutamaan sedekat subuh, antara lain : 

Sedekah Subuh


  1. Didoakan Malaikat

    Dari hadis di atas diketahui bahwa siapa pun yang melaksanakan sedekah subuh, maka baginya kemudahan rezeki. Sebaliknya, malaikat mendoakan kebinasaan dan kebangkrutan pada siapa saja yang tidak mau berinfak dan menyumbangkan sebagian hartanya.

  2. Dilipat Gandakan Hartanya

    Berbagi tidak akan membuat kamu miskin. Begitu juga jika kamu rutin melakukan sedekah subuh. Membiasakan diri bersedekah justru akan mendatangkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka, dengan jumlah yang berlipat banyaknya. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah: 261 yang artinya,

    “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.” 

  3. Menghapus Dosa

    Sedekah adalah amalan tambahan yang dapat menghapus dosa. Kalau kamu ingin diampuni dari segala dosa dan kesalahan, banyak-banyaklah bersedekah, terutama saat subuh. “Sedekah dapat menghapus dosa sebagimana air memadamkan api.” (H.R. Tirmidzi)

  4. Menolak Bala dan Su’ul Khotimah

    Tak ada seorang pun yang ingin mati dalam keadaan su’ul khotimah. Pun semua orang pasti mendambakan hidup yang penuh ketenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan. Namun, musibah dan hal buruk lain bisa datang kapan saja.

Dengan melakukan sedekah subuh rutin, kamu akan terhindar dari segala macam kemalangan dan akhir yang buruk (su’ul khotimah). Kematian mendadak juga bisa dicegah dengan bersedekah secara rutin. Nabi bersabda, “Obatilah orang-orang yang sakit dari kalian dengan sedekah. Sesungguhnya sedekah itu dapat meredam murka Allah, dan menolak kematian yang buruk.” (HR. Tirmidzi)

Lalu, siapa orang yang berhak menerima sedekah subuh ini?

Hal ini sama seperti hadits tentang sedekah lainnya. Di dalam liputan6.com disebutkan bahwa 

Sedekah sebenarnya dapat diberikan kepada siapa saja, dalam bentuk apa saja, kapan saja dan di mana saja. Namun Allah menganjurkan untuk memberikan sedekah kepada orang-orang terdekat.

Apabila orang-orang terdekat sudah merasa tercukupi barulah sedekah diberikan kepada orang yang lain yang cakupannya lebih luas seperti masyarakat atau penyalur sedekah.

Seperti diriwayatkan dalam Hadis Ahmad dan Muslim, Rasulullah bersabda, "Jika salah seorang di antaramu miskin, hendaknya dimulai dengan dirinya. Dan jika dalam itu ada kelebihan, barulah diberikan untuk keluarganya. Lalu apabila ada kelebihan lagi, maka untuk kerabatnya," atau sabdanya, "Untuk yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian apabila masih ada kelebihan, barulah untuk ini dan itu."

Dalam hadis tersebut tertulis orang yang paling layak menerima sedekah seseorang adalah anaknya, keluarganya, dan kerabatnya. Tidak boleh dia bersedekah kepada orang lain, jika yang akan disedekahkan itu diperlukan sebagai nafkah hidup dirinya dan keluarganya.

Namun, apabila seseorang sudah memenuhi kebutuhan keluarganya, Allah menganjurkan untuk bersedekah kepada kerabat dan tetangga, barulah kepada manusia lainnya.

Diriwayatkan dalam Hadis Abu Daud, "Rasulullah besabda, "Bersedekahlah engkau!" Seorang laki-laki bertanya, "Aku punya satu dinar." Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Pergunakanlah itu untuk dirimu sendiri!" Laki-laki itu berkata, "Aku punya satu dinar lagi." Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Pergunakanlah untuk istrimu!" Laki-laki itu berkata, "Aku punya satu dinar lagi!" Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Pergunakanlah untuk anak-anakmu!" Kata laki-laki itu, "Aku masih punya satu dinar lagi." Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Pergunakanlah untuk pelayanmu!" Laki-laki itu berkata lagi, "Aku masih punya satu dinar lagi." Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Terserahlah kepadamu, engkau lebih tahu menggunakannya."

Sedekah subuh memiliki keutamaan dibandingkan sedekah pada waktu lainnya. Saat sebagian orang masih terlelap, kamu sudah sibuk meraih ridha Allah SWT dengan bersedekah. Tak selalu berupa uang, sedekah subuh juga bisa dilakukan dengan berzikir, membagi makanan, mengajar ngaji, atau melakukan kebajikan lain yang bersifat sosial. Sedekah subuh dimulai sejak azan subuh sampai terbit fajar. Lakukan sedikit demi sedikit sampai kamu bisa konsisten setiap hari. 

Ada banyak kebaikan yang tertuang dalam sedekah subuh, selagi masih bernapas, hendaklah kita menyempatkan diri untuk mengambil kebaikan itu sebanyak-banyaknya. 

Semoga Allah selalu memberi kita rahmat dan kebaikan. Aaaamiiin


Nurul Hayat akan membantu menyalurkan sedekah subuh Anda kepada mereka yang membutuhkan. Bisa juga lewat website melalui zakatkita.org




Selasa, 16 Maret 2021

Bayar Fidyah

 

Pada dasarnya, Allah Ta’ala mewajibkan berpuasa kepada semua kaum muslimin di bulan Ramadhan dan dikerjakan secara langsung bagi mereka yang tidak ada udzur seperti sakit dan safar ataupun dengan qadha’ bagi yang tidak sanggup menjalankannya. Bagi mereka yang memiliki udzur dan ada kemungkinan udzurnya hilang sesudah Ramadhan, maka puasa dikerjakan dengan cara qadha’.

Tapi, bagi kaum muslimin yang sudah tidak mampu lagi berpuasa seperti orang tua renta dan orang sakit yang tak ada harapan sembuh, Allah memberikan keringanan kepada mereka dengan memberi makan orang miskin sebagai ganti puasanya, yang disebut fidyah. Ini didasarkan kepada firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184)

Namun ada permasalahan yang dirasakan kaum muslim yang berhalangan puasa pada bulan Ramadhan, yaitu bagaimana takaran dalam membayar fidyah. Ada yang mengatakan boleh dibayar sesuai harga nominal makan kita untuk satu porsi dikalikan jumlah puasa yang harus diganti, ada pula yang menyarankan dengan memberi makan orang miskin sebanyak 1 mud (1,25 kilogram cerealia, seperti gandum, beras dan lainnya).

Membayar fidyah ditetapkan berdasarkan jumlah hari yang ditinggalkan untuk berpuasa. Setiap 1 hari seseorang meninggalkan puasa, maka dia wajib membayar fidyah kepada 1 orang fakir miskin.

Sedangkan teknis pelaksanaannya, apakah mau perhari atau mau sekaligus sebulan, kembali kepada keluasan masing-masing orang. Bila seseorang nyaman memberikan fidyah setiap hari, silahkan dilakukan. Sebaliknya, bila lebih nyaman untuk diberikan sekaligus untuk puasa 1 bulan, silakan saja. Yang penting jumlah takarannya tidak kurang dari yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fidyah hanya diberikan kepada fakir miskin seperti zakat fitrah.

Menurut Muhammad saw, bentuk fidyah berupa makanan, biasanya adalah makanan pokok yang di setiap negeri berbeda satu dengan yang lainnya. Makanan pokok dapat dalam bentuk siap santap atau hanya berupa bahan mentah, keduanya boleh, karena memang tidak ada aturan khusus yang mengikat.

Ukuran Fidyah
Untuk ukuran fidyah, seberapa banyak jumlahnya yang harus dikeluarkan, para ulama memiliki beberapada perbedaan pandangan. Berikut ini penjelasannya:

Satu Mud

Sebagian ulama seperti Imam As-Syafi’I, Imam Malik dan Imam An-Nawawi menetapkan bahwa ukuran fidyah yang harus dibayarkan kepada setiap 1 orang fakir miskin adalah 1 mud gandum sesuai dengan ukuran mud Nabi shalallahu‘alaihi wasallam. Maksudnya mud adalah telapak tangan yang ditengadahkan ke atas untuk menampung makanan (mirip orang berdoa). Mud adalah istilah yang menunjuk ukuran volume, bukan ukuran berat. Dalam kitab Al-Fiqhul Islami Wa Adillatuhu disebutkan bila diukur dengan ukuran zaman sekarang, 1 mud setara dengan 675 gram atau 0,688 liter.

Dua Mud atau Setengah Sha’

Sebagian ulama yang lain seperti Abu Hanifah berpendapat ½ sha’ atau 2 mud gandum dengan ukuran mud Rasulullah shalallahu‘alaihi wasallam atau setara dengan setengah sha‘ kurma atau tepung. Setara dengan memberi makan siang dan makan malam hingga kenyang 1 orang miskin. Sebagian ulama yang kira-kira ½ sha’ beratnya 1,5 kg dari makanan pokok.

JTRUST Sertifikat Rumah
Telah disebutkan dalam fatwa Lajnah Daimah: “Kapan saja dokter memutuskan bahwa penyakit yang diderita seseorang yang karenanya tidak berpuasa tidak bisa diharapkan kesembuhannya, maka dia boleh tidak berpuasa dan wajib memberi makan untuk setiap harinya 1 orang miskin sejumlah setengah sha’ dari makanan pokok suatu negeri seperti kurma atau yang lainnya, jika telah memberi makan seorang miskin sejumlah hari-hari yang ditinggalkan maka itu telah mencukupi”.

Satu Sha’

Ini adalah pendapat dari kalangan Hanafiyah, seperti Imam Al-Kasani dalam Bada’i’i wa As-Shana’i’. Satu sha’ itu setara dengan 4 mud, sama dengan jumlah zakat fitrah yang dibayarkan. Bila ditimbang, 1 sha‘ itu beratnya 2.176 gram. Bila diukur volumenya, 1 sha‘ setara dengan 2,75 liter.

Dari perbedaan ulama diatas kadar fidyah paling sedikit adalah satu mud, tetapi yang paling utama kita mengeluarkan setengah sha' atau memberi satu porsi makanan masak kepada setiap miskin. Nah, siapa sajakah yang punya kewajiban membayar fidyah tersebut? Simak urain berikut ini:

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!


Orang yang Harus Membayar Fidyah
Berikut ini adalah orang yang harus membayar fidyah, karena tidak bisa berpuasa:

Orang yang sakit dan secara umum ditetapkan sulit untuk sembuh lagi,
Orang tua atau lemah yang sudah tidak kuat lagi berpuasa,
Wanita yang hamil dan menyusui apabila ketika puasa mengkhawatirkan anak yang dikandung atau disusuinya. Mereka wajib membayar fidyah saja menurut sebagian ulama, namun menurut Imam Syafi’i selain wajib membayar fidyah juga wajib mengqadha’ puasanya. Sedangkan menurut pendapat lain, tidak membayar fidyah tetapi cukup mengqadha’.
Orang yang menunda kewajiban mengqadha’ puasa Ramadhan tanpa uzur syar’i hingga Ramadhan tahun berikutnya telah menjelang. Mereka wajib mengqadha’nya sekaligus membayar fidyah, menurut sebagian ulama.
Adapun tata cara membayar fidyah dijelaskan dalam uraian berikut ini:

Inti pembayaran fidyah adalah mengganti 1 hari puasa yang ditinggalkan dengan memberi makan 1 orang miskin. Namun, model pembayarannya dapat diterapkan dengan 2 cara:

Memasak atau membuat makanan, kemudian mengundang orang miskin sejumlah hari yang ditinggalkan selama bulan Ramadhan, sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Anas bin Malik Radhiallahu ’Anhu ketika beliau sudah menginjak usia senja dan tidak sanggup lagi berpuasa seperti dijelaskan dalam hadits berikut ini:
“Bahwa beliau tidak mampu berpuasa selama setahun lalu beliau membuat satu nampan besar bubur dan mengundang tiga puluh orang miskin dan mengenyangkan mereka. (HR. Ad-Daruquthni dan dishahihkan sanadnya oleh Syeikh Al-Albani dalam kitab Irwa’.”

Memberi orang miskin berupa makanan yang belum dimasak. Namun, sebaiknya juga diberikan sesuatu untuk dijadikan lauk.

Bayar Fidyah

Bayar Fidyah

Bayar Fidyah

Bayar Fidyah

Bayar Fidyah

Bayar Fidyah

Selasa, 09 Maret 2021

Bayar Zakat

 

Bayar Zakat // Yayasan Nurul Hayat

 

Nurul Hayat berdiri pada tahun 2001, bergerak dalam bidang layanan sosial dan dakwah. Nurul Hayat sejak awal didirikan sudah dicita-citakan untuk menjadi lembaga milik ummat yang mandiri.

9209a095-101e-4643-ad25-1b252dec8b40.jpg

LEMBAGA MILIK UMMAT artinya lembaga yang dipercaya oleh ummat karena mengedepankan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana-dana amanah ummat. Sedangkan LEMBAGA YANG MANDIRI artinya HAK KAMI SEBAGAI AMIL (GAJI KARYAWAN) TIDAK MENGAMBIL dana zakat dan sedekah ummat. Kami berusaha memenuhi gaji karyawan secara mandiri dari hasil usaha yayasan.

"Kami tidak mengambil dana zakat dan sedekah ummat. Gaji karyawan dipenuhi secara mandiri dari hasil usaha yayasan."

Alhamdulillah cita-cita menjadi lembaga MANDIRI menjadi kenyataan. Hingga kini, gaji karyawan bisa dipenuhi oleh hasil unit usaha. Jadi donasi dari ummat berupa zakat, infak dan shodaqoh (ZIS) 100% tersalurkan untuk mendukung program layanan sosial dan dakwah Nurul Hayat.

Tahun 2015 kami dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai lembaga Amil Zakat ber-skala Nasional melalui SK MA No. 244/2015.

Tahun 2017 kami mendapatkan penghargaan dari BAZNAS sebagai LAZNAS Terbaik Pertumbuhan Dana ZIS dalam ajang BAZNAS Awards 2017.

Alhamdulillah tahun 2018, kami terpilih menjadi Lembaga Amil Zakat Terbaik Nasional dalam ajang BAZNAS Awards 2018.

Berikut beberapa Prestasi yang kami dapatkan :

3dcf9d42-5700-475a-b836-3180f18ecd8a.jpg

Nurul Hayat tersebar di 25 Cabang seluruh Indonesia. Memberikan manfaat untuk ummat.

2ea4160d-e5ab-4669-9d13-98f7f77f7e49.jpg

Program-program kami:

44eb49f5-7656-4445-aaad-927fbf93503e.jpg

Informasi dan konfirmasi bisa menghubungi:

No. Telepon: 031.8783344
Whatsapp: 082230773077
Website: nurulhayat.org
Facebook: yayasan nurul hayat
Instagram: @nurulhayatku
Alamat: Perum IKIP Gunung Anyar B48, Surabaya

Mari salurkan zakat Anda sekarang juga. Zakat membersihkan penghasilan dan harta untuk keberkahan hidup kita.

Cara Zakat: 

  1. Klik Tombol "Zakat Sekarang"
  2. Masukkan nominal Zakat
  3. Pilih metode pembayaran: GO-PAY/Dompet Kebaikan/BCA/BNI/BNI Syariah/BRI/Mandiri.

Selasa, 02 Maret 2021

SEDEKAH JARIYAH

 

Sedekah Jariyah
 

Di dalam Islam ada banyak sekali ladang kebaikan yang bisa membantu kita untuk masuk surga. Salah satunya adalah sedekah jariyah. Konon katanya, sedekah jariyah ini pahalanya akan terus mengalir meski yang bersedekah telah meninggal dunia dan selama barang yang dia sedekahkan itu masih memberi manfaat.

Apa sih sedekah jariyah itu?

Sedekah jariyah adalah sedekah yang diniatkan untuk kebaikan. Nantinya pahala dari sedekah jariyah ini akan terus mengalir meski orang yang bersedekah sudah meninggal dunia. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


Hadits tersebut sudah dijamin shohihnya dan menjadi dasar bahwa sedekah jariyah benar-benar ladang pahala yang luas bagi umat Islam.


Lalu, bagaimanakah bentuk sedekah jariyah itu?


Sedekah jariyah itu banyak macamnya, misalnya membantu pembangunan masjid, pembangunan jembatan, pembangunan pesantren untuk tahfidz dhuafa. Selama bangunan tersebut masih berfungsi dengan baik dan diambil manfaatnya, maka pahalanya akan terus mengalir sepanjang digunakannya barang tersebut.





Dilansir dalam Rumaysho.com, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh umat Islam sebagai sedekah jariyah. 

Hal ini berdasarkan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

 

“Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah:

  1. Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan.
  2. Anak shalih yang ia tinggalkan.
  3. Mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan.
  4. Masjid yang ia bangun.
  5. Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun
  6. Sungai yang ia alirkan.
  7. Sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup.

Semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia mati.” 


(HR. Ibnu Majah, no. 242; Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan dihasankan oleh Al-Mundziri. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)


Banyak sekali ladang pahala yang bisa kita gapai dalam meraih surga-Nya. Mendapatkan pahala sedekah jariyah ini juga bisa hanya dengan mengajarkan ilmu yang bermanfaat.


Lalu, apakah boleh sedekah jariyah ini diniatkan untuk orang yang masih hidup atau pun orang yang sudah meninggal?

Jawabannya adalah : Boleh.





Dilansir dari konsultasisyariah.com, 


Sebagian ulama mengatakan, bahwa menghadiahkan pahala sedekah bisa diberikan kepada orang yang hidup dengan sepakat kaum muslimin. Berikut pernyataan Imam Ibnu Baz,

أما الصدقة فتنفع الحي والميت بإجماع المسلمين، وهكذا الدعاء ينفع الحي والميت بإجماع المسلمين

"Untuk sedekah, bisa bermanfaat bagi yang hidup maupun yang mati dengan sepakat kaum muslimin. Demikian pula doa, bisa bermanfaat bagi orang yang hidup maupun yang mati dengan sepakat kaum muslimin." (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 4/348).

Kabar baik untuk umat Muslim, sedekah jariyah bisa dilakukan dengan mudah hanya dari aplikasi Zakat Kita Nurul Hayat. Zakat Kita Nurul Hayat melayani sedekah jariyah dengan berbagai macam akad sesuai dengan keinginan. Bisa juga menyalurkan sedekah jariyah untuk orang yang sudah wafat agar mendapatkan pahala yang terus mengalir. 

Untuk sedekah jariyah melalui zakat kita bisa langsung klik di sini :

https://zakatkita.org


Nurul Hayat

JL KH Mukmin Ruko Citra Indah C8

Sidokare - Sidoarjo

031 8070283 / 087733017000

Sedekah Subuh

  SEDEKAH SUBUH Salah satu amalan yang bisa menuntun seorang muslim masuk ke surga adalah sedekah. Banyak orang yang melaksanakan amalan i...